Peluang dan Tantangan Fintech di Indonesia

Peluang dan Tantangan Fintech di Indonesia - Finpay Peluang dan Tantangan Fintech di Indonesia - Finpay

Dulu pada masanya, bank adalah tempat masyarakat melaksanakan transaksi keuangan. Namun kini, mulai beralih ke fintech. Berdasarkan data tahun 2020, sebanyak 369 penyelenggara fintech telah menjadi anggota AFTECH (Asosiasi Fintech Indonesia). Ratusan perusahaan fintech tersebut menganut lebih dari 20 model bisnis, tidak hanya fokus pada bisnis sistem pembayaran dan pembiayaan, tetapi juga model bisnis lain, seperti asuransi digital hingga penghimpunan modal atau investasi fintech.

Membaca Peluang Fintech di Indonesia

Perkembangan fintech di Indonesia - Finpay

Photo by Blake Wisz on Unsplash

Nilai transaksi fintech di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2016, mencapai USD 15,02 miliar atau sekitar Rp 202,77 triliun. BI memprediksi nilai transaksi uang elektronik (termasuk fintech di sistem pembayaran, e-money dan e-wallet) mencapai Rp 284 triliun pada 2021.

Terkait perkembangan fintech di tanah air, ada beberapa peluang besar yang menjadi catatan penting bagi perusahaan-perusahaan fintech, yaitu:

1. Peluang Melayani Kebutuhan Kredit yang Begitu Besar

Data OJK tahun 2019 menyebutkan dari sebanyak 60 juta kredit UMKM hanya 16 juta yang modalnya diakses melalui perbankan. Jika rata-rata modal UMKM sebesar 25 juta pertahun, setidaknya masih ada 1.000 triliun lagi kebutuhan modal UMKM yang belum terlayani. Angka yang sangat besar dan menjadi peluang tersendiri bagi para pelaku bisnis fintech di Indonesia.

2. Peluang Keamanan yang Terjamin Bagi Pelaku Bisnis dan Konsumen

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sesuai dengan kewenangannya yang diatur dalam UU Nomor 21 Tahun 2011 menyiapkan sejumlah regulasi untuk mengatur dan mengawasi perkembangan jenis usaha sektor jasa keuangan yang menggunakan kemajuan teknologi atau disebut Financial Technology (fintech) termasuk kebijakan perlindungan data pribadi penggunanya agar pengguna layanan merasa aman dan nyaman dalam bertransaksi. Kepercayaan dari pelanggan sangat penting bagi pelaku bisnis fintech dalam mengembangkan usaha dan meraih lebih banyak pelanggan.

3. Peluang Permodalan Startup

Pertumbuhan startup yang sangat masif di Indonesia juga menjadi peluang tersendiri bagi fintech. Aturan yang jelas dari OJK untuk fintech lending yang mengatur jumlah maksimum angka bunga perhari sebesar 0,8% akan sangat memberikan keuntungan bagi para pengusaha startup.

4. Mendukung Inklusi Keuangan Digital

Inklusi keuangan digital menargetkan kalangan masyarakat ekonomi kelas bawah, daerah tertinggal dan sebagainya yang belum mendapatkan akses pelayanan ekonomi secara baik. Inilah peluang bagi fintech dan masyarakat yang ada dalam segmen ini. 

5. Peluang Fintech di Era Pandemi

Sebuah data menarik dari OJK pada rentang periode April 2020 menyebutkan, angka penyaluran fintech lending mengalami peningkatan secara signifikan yakni sebesar Rp106,06 triliun. Terjadi peningkatan sebesar 186,54% secara tahunan. Jumlah peminjam pada rentang waktu tersebut mencapai 24.770.305 akun pengguna. Angka ini sebuah pencapaian sekaligus peluang yang menjanjikan bagi pelaku bisnis fintech sendiri. Kebutuhan masyarakat dalam bertransaksi online semakin meningkat.

6. Peluang Fintech Syariah

Seiring perkembangan industri fintech di Indonesia mendorong lahirnya fintech syariah yang berlandaskan prinsip-prinsip Islam. Salah satunya fintech lending syariah atau pinjaman online syariah. Perusahaan fintech syariah berada di bawah naungan Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI). Fintech lending syariah adalah platform pinjaman online yang dilandasi aturan dan hukum Islam (syariah) dalam menjalankan kegiatan usahanya.

Tantangan Fintech di Indonesia

Perkembangan fintech di Indonesia - Finpay

Photo by Scott Graham on Unsplash

Bukan hanya peluang, keberadaan fintech di dalam negeri juga menyisakan banyak tantangan dan kendala yang nyata dan harus dihadapi.

Sebuah Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam (JIEI) yang dipublikasikan oleh Hida Hiyanti, dkk pada edisi Vol.5 No.3 tahun 2019 menyebutkan, salah satu tantangan bagi penyelenggaraan fintech di Indonesia antara lain meliputi:

  • Aturan atau regulasi.
  • Kualitas SDM sendiri yang belum siap
  • Tingkat penguasaan teknologi yang ada di masyarakat masih rendah.

Ketiga hal tersebut menjadi tantangan yang perlu mendapat perhatian sebab menjadi kendala serius bagi pengembangan fintech di tanah air. Bagaimana masyarakat membutuhkan aturan yang jelas terkait perkembangan fintech tersebut. Regulasi yang dapat memberikan jaminan keamanan dan kenyaman.

Kesiapan SDM sendiri untuk menyambut perubahan peralihan teknologi, serta kualitas SDM dalam pengelolaan fintech.

Selain hal tersebut, tantangan lainnya yang juga menjadi hal serius yang perlu dicermati, antara lain:

1. Perspektif Negatif sebagai Efek Fintech Ilegal

Fintech identik dengan pinjaman online yang tidak manusiawi dalam penagihan, seperti rentenir online yang jelas merugikan, suku bunga sangat tinggi dan sebagainya. Padahal layanan fintech tidak terbatas pada pinjaman saja tapi masih banyak layanan keuangan lainnya. Hal tersebut terjadi karena menjamurnya fintech ilegal di Indonesia. Imbasnya membuat masyarakat yang belum teredukasi akhirnya menganggap semua fintech itu sama.

Solusinya masyarakat harus terus mendapatkan edukasi tentang beberapa hal:

  • Pentingnya menggunakan fintech sebagai konsekuensi era disrupsi teknologi, jika tidak sekarang berubah maka masyarakat akan tertinggal.
  • Pentingnya mengecek setiap fintech yang akan dipilih pada daftar resmi OJK. Pilih yang terdaftar sebagai jaminan keamanan bertransaksi.

2. Kesadaran tentang Pentingnya Peralihan Teknologi

Ancaman fintech di Indonesia yang paling mendasar adalah soal persepsi. Teknologi yang identik dengan generasi muda mungkin akan menjadi hal menguntungkan dan membantu bagi setiap transaksi ekonomi. Namun, tahukah Anda bagi kalangan generasi di atas millenial, perspektif tentang penggunaan teknologi adalah sesuatu yang membuat aktivitas semakin rumit. Edukasi yang menyentuh semua kalangan sangat dibutuhkan. Terlebih untuk kalangan inklusi di daerah, di tempat-tempat yang masih sulit terjangkau.

3. Produk-Produk Fintech yang Belum Dipahami Masyarakat

Fintech menawarkan banyak inovasi produk sistem keuangan digital yang terus berkembang, tetapi di satu sisi kehadirannya masih belum banyak masyarakat yang tahu tentang hal tersebut. Fintech perlu terus melakukan edukasi berkala kepada masyarakat tentang produk dan layanan serta keunggulan yang dimiliki.

Pilih Fintech yang Resmi dan Terdaftar OJK

Industri fintech diperkirakan akan terus bertumbuh. Menjamur ke seantero negeri dengan ragam layanan teknologi keuangan untuk membantu percepatan pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi. Namun, pastikan Anda bijak dalam memilih fintech agar tidak terjebak dengan fintech ilegal yang malah merugikan bisnis Anda.

Perluas usaha dengan sistem terintegrasi dan terpercaya dari Finpay. Buat semuanya serba digital dengan mitra bisnis yang handal. Dari mulai pencatatan penjualan, gerbang pembayaran, transaksi keuangan, bayar semua tagihan, hingga penghasilan tambahan. Info lebih lanjut hubungi team Finpay Care melalui call center: 1500770, email: care@finpay.id, atau Whatsapp: 0811-1445-770.

Baca juga : Perkembangan Fintech di Indonesia dan Manfaatnya